Perkumpulan organisasi Maju Indonesia (Manifes Juang Indonesia) menggelar audensi bersama Ilham Habibie, putra pertama Presiden Indonesia ke-3, Prof Dr Ing BJ Habibie di ruang Ainun Library, Jalan Patra Kuningan XIII No.7, Jakarta Selatan.
Pertemuan ini menjadi momentum penting guna memperkuat sinergi antara keluarga besar BJ Habibie dan Perkumpulan Maju Indonesia dalam memperjuangkan pengakuan resmi atas jasa-jasa BJ Habibie bagi bangsa dan negara. Menurut mereka BJ Habibie patut menyandang gelar Pahlawan Nasional.
Poin utama di pertemuan silaturahmi ini adalah dukungan keluarga besar alm BJ Habibie atas inisiatif tersebut. Pihak Keluarga menyatakan kegembiraan serta antusiasme dan prakarsa Perkumpulan Maju Indonesia yang mengusulkan Bapak BJ Habibie digelari Pahlawan Nasional.
Dukungan keluarga ini menjadi modal penting bagi upaya memperjuangkannya.
Dalam pertemuan itu Manifes Juang Indonesia berkesimpulan bahwa (alm) BJ Habibie adalah figur pemimpin luarbiasa yang memiliki kapasitas unggul di bidang teknologi, demokrasi, dan ekonomi serta sumberdaya manusia.
Selain itu, Habibie juga dikenal sebagai sosok humanis yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan serta figur ayah yang menjadi tauladan bagi semua orang.
Untuk itu, Maju Indonesia berkomitmen penuh untuk berupaya sekuat tenaga guna memperjuangkan gelar pahlawan nasional baginya.
Organisasi ini akan menggalang komunikasi dengan berbagai pihak serta akan terus mensosialisasi dan mempublikasikan sosok BJ Habibie lewat beragam pendekatan ke publik.
“Ide dan gagasan besarnya bagi kemajuan bangsa dan negara ini begitu banyak dan tak diragukan lagi, tegas Ridwan dan Heru, selaku Ketua dan Sekretaris perkumpulan ini.
Ke Depan, Maju Indonesia dan keluarga Habibie sepakat untuk menjaga komunikasi dan silaturahmi secara berkelanjutan. Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat perjuangan bersama demi penghargaan yang layak bagi Bapak BJ Habibie, tegasnya.
Pertemuan silaturrahmi ini dihadiri lengkap oleh para Pengurus Maju Indonesia, yaitu Ridwan Muktar, Leriadi, Heru Susanto, Mohammad Radius Anwar, Ahmad Ismail dan Andre Stevanus.
