Diskusi FDN: Ilham Habibie dan Paslon TPN Capres-Cawapres Kompak Tegaskan Tanpa Industri Kuat, Momentum Indonesia Emas 2045 Lewat!

Diskusi FDN: Ilham Habibie dan Paslon TPN Capres-Cawapres Kompak Tegaskan Tanpa Industri Kuat, Momentum Indonesia Emas 2045 Lewat!

Ketua Dewan Penasihat Forum Dialog Nusantara (FDN) yang juga Kepala BRITEK Kadin Indonesia. Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie, MBA, sangat meyakini bahwa negara dan bangsa Indonesia akan mampu mencapai kecemerlangan Indonesia Emas 2045 dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan menerapkannya untuk memajukan kesejahteraan umum.

Penegasan tersebut disampaikan Ilham Habibie saat menjadi keynote speech dalam diskusi Forum Dialog Nusantara (FDN) ke-16 yang bertajuk: “Pentingnya Industrialisasi dalam Mempercepat Ekonomi Menuju Indonesia Emas 2045” di Perpustakaan Habibie & Ainun Jakarta, Senin (13/11/2023). 

Dalam seri Diskusi FDN tersebut menghadirkan Tim Pemenangan Nasional (TPN) 3 Capres dan Cawapres. Untuk TPN Capres Ganjar Pranowo dan Cawapres Mahfud MD diwakili oleh Sekretaris Eksekutif TPN Ir Heru Dewanto

Sedangkan TPN Capres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) menjadi speaker adalah Dr Amin Subekti.

Dari TPN Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka dari keterangan Direktur Eksekutif FDN yang juga Caleg DPR RI Dapil Jateng V dari Partai Golkar Justino Djogo, MA., MBA, yang sedianya akan dihadiri Ketua TPN Paslon Nomor 2, Rosan Perkasa Roeslani, M.B.A., M.A. urung hadir karena masih bertugas sebagai Dubes menyambut kunjungan Presiden Joko Widodo di KTT APEC 2023 di San Fransisco, AS. Amerika Serikat. 

Sementara pembicara lain adalah Dr. Ir.Arnanto Nurprabowo M.P. adalah Pengurus Pusat PII dan Staf khusus Menteri Investasi dan Kepala BKPM, Dr. Tirta Hidayat, S.E., M.Sc. dikenal sebagai Senior Ekonom.

Dan sebagai moderator adalah Ir. Andi Bachtiar Sirang adalah Pemerhati Kebijakan Publik dan Sekretaris Balitbang DPP Partai Golkar dan dihadiri Anggota Dewan Penasihat FDN Santhi Serad

Ilham Habibie mengungkapkan sesuai rencana resmi Bappenas, untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045, Indonesia harus bisa memanfaatkan momentum Bonus Demografi dengan menyiapkan manusia unggul yang bisa mengembangkan industri dengan teknologi tinggi.

“Kalau kita lihat negara-negara lain di Asia Timur dan Asia Tengah setelah masuk ke dalam kelompok negara maju, saya kok meyakini tidak ada satu pun dari mereka (negara berkembang-red) yang masuk ke situ (negara maju-red) tanpa memiliki industri yang kuat. Peran kuat industri dan manusia yang berkembang sebagai kunci keberhasilan negara-negara maju di Asia Timur,” ungkap Ilham.

Putra Presiden Republik Indonesia ke 3 BJ Habibie ini menyebut tidak saja Jepang, Korea, Taiwan, bahkan China pun dalam beberapa dekade dan dasawarsa yang lampau telah mampu mendorong, mengembangkan, dan memperkuat keunggulan industri masing-masing sehingga mampu berimplikasi mendatangkan kesejahteraan secara kontinyu di negara masing-masing.

Tokoh Teknokrat Indonesia ini mengakui, untuk menjadikan manusia unggul yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan waktu yang tidak pendek.

“Fokusnya pada pengembangan manusia unggul dan keberlanjutan industri. Bahwa keberhasilan industri itu terkait erat dengan kemampuan manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,” tegasnya.

“Pentingnya keterlibatan manusia yang unggul dalam industri menjadi sorotan, di mana tanpa itu, pertumbuhan industri yang berkelanjutan pun sulit dicapai,” imbuhnya.

Ilham Habibie menyoroti akibat ketidakseimbangan pertumbuhan industri dan ekonomi, menantang Indonesia untuk meningkatkan kontribusi besar di sektor industri.

Dengan memperkenalkan teknologi canggih dan proses produksi yang efisien, industri dapat menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan biaya yang lebih rendah serta mampu meningkatkan output ekonomi.

“Kita telah memiliki 3 paslon Capres dan Cawapres yang saya kira juga akan meneruskan program Pak Jokowi selama 10 tahun ini yang berorientasi kepada kesejahteraan rakyat. Paslon nomor 1 Anies- Cak Imin, Paslon nomor 2 Prabowo – Gibran, dan Paslon nomor 3 Ganjar-Mahfud. Kita tentu sepakat gagasan terkait kampanye dalam ajang pilpres nanti diisi dengan topik yang berbobot seperti tentang kemajuan ekonomi yang didukung oleh hilirisasi industriindustri,” kata Ilham.

Namun, yang perlu diperhatikan, kata Ilham, adalah tentang diversifikasi ekonomi yang juga bergantung pada sektor pertanian atau sumber daya alam. Jika terlalu banyak bisa berpotensi membuat ekonomi rentan terhadap fluktuasi harga komoditas dunia.

Industrialisasi Lebih Efisien

Pada kesempatan itu, Ir Heru Dewanto dari TPN Ganjar-Mahfud menekankan 8 misi gerak cepat, 23 bidang, dan 114 program Ganjar-Mahfud menuju Indonesia Unggul.

“Ada 3 pondasi yang kuat untuk menopang seluruh program aksi dalam mempercepat terwujudnya negara maritim yang adil dan lestari. Yakni ketersediaan anggaran, pemberantasan korupsi, digitalisasi birokrasi,” jelasnya.

Sedangkan flagship program Gerak Cepat Indonesia Ganjar-Mahfud adalah Manusia Unggul, Ekonomi Berdikari dan Lingkungan Lestari, Menjaga Demokrasi dan Reformasi Birokrasi.

“Maka kita hanya memiliki waktu 13 tahun untuk mengambil momentum Bonus Demografi agar tidak terjebak sebagai negara middle income trap. Setiap negara akan mencari cara memanfaatkan Bonus Demografi. Lalu bagaimana caranya dalam memanfaatkan bonus demografi tersebut. Ada tiga hal yang perlu dilakukan TPN Ganjar-Mahfud. Yakni kalau kita sudah memiliki konektivitas, kita harus memiliki mesin ekonomi yang kuat dan cepat yang mampu mengejar speed limit yang tentu harus lebih efisien agar Indonesia Emas 2045 dapat kita raih sebaik-baiknya,” tegas Heru.

Selain itu, tandasnya, TPN Ganjar-Mahfud akan meningkatkan sistem birokrasi yang lebih profesional dan bebas Kolusi, Korupsi, Nepotisme (KKN).

“Untuk mempercepat mesin ekonomi tersebut lebih cepat melaju kencang. Di situlah peran Pak Mahfud punya keunggulan untuk memastikan reformasi hukum serta memastikan ekonomi yang efisien dan sistem birokrasi yang baik,” beber mantan Ketum PII dan BM Kosgoro 1957 ini.

Strategi memanfaatkan Bonus Demografi dengan cepat dan efisien menjadi salah satu fokus TKN Ganjar-Mahfud, dan Heru Dewanto mencatat keunggulan komparatif nikel sebagai salah kunci strategis hilirisasi industrialisasi sebagai keunggulan Indonesia di dunia.

 

 

Sementara Dr Amin Subekti dari TPN AMIN (Anies-Cak Imin) menyatakan tiga poin strategis menjadikan industrialisasi sebagai penopang kesejahteraan rakyat menuju Indonesia Emas 2045 yakni melibatkan sektor industri mineral, perencanaan matang untuk energi terbarukan, dan pengembangan industri teknologi.

“Konsistensi dalam pendekatan terhadap kebijakan matrix menjadi kuncinya. Dengan koreksi apa yang sudah dilakukan pemerintahan saat sekarang untuk perbaikan yang harus lebih baik lagi. Pemilihan pemimpin dan kebijakan berorientasi masa depan menjadi pondasi utama TKN AMIN memenangkan Pilpres 2024,” tandas Amin Subekti.

Mantan Tim Anies Baswedan saat menjadi Gubernur DKI ini menegaskan Paslon AMIN menginginkan Indonesia berusaha membangun masa depannya yang lebih baik dengan konsistensi dan visi jangka panjang, memanfaatkan potensi sumber daya alam, energi terbarukan, dan industri kreatif yang berdaya saing tinggi.

Sedangkan Dr. Ir. Arnanto Nurprabowo M.P. yang salah satu Pengurus Pusat PII dan Staf khusus Menteri Investasi dan Kepala BKPM ini menekankan pengembangan sektor industri yang kuat sehingga ekonomi Indonesia dapat lebih terdiversifikasi dan dapat mengurangi risiko ekonomi dunia.

“Industrialisasi menciptakan lapangan kerja yang signifikan. Ini membantu mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat, yang pada gilirannya akan meningkatkan daya beli dan konsumsi dalam negeri. Industri sendiri sering mendorong inovasi teknologi,” jelas Arnanto.

Politisi Golkar ini menegaskan dengan mendorong riset dan pengembangan serta mengadopsi teknologi baru, Indonesia dapat meningkatkan daya saingnya dalam ekonomi global.

“Industrialisasi yang sukses dapat menarik investasi asing langsung yang membuat investasi ini membantu dalam pengembangan infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia, yang semuanya mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tandasnya.

Industrialisasi yang berkelanjutan, lanjutnya, juga dapat meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan pendapatan per kapita, akses ke pendidikan dan layanan kesehatan yang lebih baik, serta infrastruktur yang lebih baik.

Melalui industrialisasi, Indonesia diharapkan mampu meningkatkan produksi barang yang dapat diekspor ke pasar internasional.

Ekspor yang kuat juga dapat diikuti dengan peningkatan pendapatan negara dan memperkuat posisi ekonomi nasional.

Selain itu, industrialisasi dapat membantu mengurangi ketimpangan sosial dengan menciptakan peluang ekonomi yang lebih merata. Hal ini dapat membantu mengurangi kesenjangan antara kelompok-kelompok masyarakat yang kaya dan yang kurang mampu.

Namun, penting untuk diingat bahwa industrialisasi harus dilakukan dengan berkelanjutan dan memerhatikan dampak lingkungan.

Pemerintah juga harus memastikan bahwa manfaat ekonomi dari industrialisasi tersedia untuk seluruh masyarakat, termasuk yang berada di daerah perdesaan dan yang kurang mampu. Selain itu, penting untuk mengembangkan industri yang sesuai dengan kekuatan dan kebutuhan Indonesia.

Pengalaman dia sebagai staf khusus Menteri Investasi dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menceritakan di setiap investor yang datang, mereka membawa paket berupa investasi dana segar dan tenaga-tenaga ahlinya untuk berinvestasi yang lebih friendly di tanah air.

Namun sekarang yang paling penting, kata Arnanto adalah bagaimana kita mengintergrasikan hasil-hasil research dengan investasi yang akan mereka di sektor industri.

“Research and Development (R&D) juga perlu dibangun lebih terintegrasi sehingga ke depan kita tidak lagi menyiapkan sumber primer saja dan hanya tinggal mencari dana. Kita juga memerlukan beberapa langkah untuk memajukan industrialisasi dan hilirisasi melalui konsep yang lebih mendalam lagi. Selain itu birokrasi di Indonesia juga perlu diperhatikan agar lebih efisien dengan digitalisasi yang lebih masif lagi. Karena kita sudah memiliki regulasi yang sudah on the right track dengan diundangkannya UU Cipta Kerja, maka tak ada kata ragu lagi industrialisasi Indonesia akan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat menuju Indonesia Emas 2045,” urai Caleg DPR RI Partai Golkar Dapil DI Yogyakarta ini.

Leave a Reply

Close Menu