Talkshow Eureka!  “Inspirasi BJ Habibie dan Teknologi Dirgantara”

Talkshow Eureka! “Inspirasi BJ Habibie dan Teknologi Dirgantara”

Selasa, 19 Desember 2022, Ilham Akbar Habibie diundang oleh detik com dalam acara talkshow Eureka untuk dapat berkesempatan menceritakan mengenai Inspirasi BJ Habibie dan Teknologi Dirgantara. Dalam talkshow kali ini dilakukan secara daring atau online tepatnya pukul 19.00 WIB.

Ada beberapa hal yang disampaikan pada talkshow kali ini, salah satunya adalah Ilham Habibie menjelaskan bagaimana ayahnya yang kita kenal sebagai Presiden ke 3 Indonesia yaitu BJ. Habibie mengenai nilai-nilai yang telah beliau ajarkan kepadanya. Salah satu contoh nilai yang diberikan yaitu melalui pekerjaan dan karya BJ. Habibie itu sendiri. Ilham Habibie bercerita seringkali diajak ayahnya ke kantor tempat kerja meskipun ia belum mengerti apa-apa pada saat itu, namun yang ingin ayahnya tunjukkan adalah contoh langsung dalam berkarya.

Selain itu juga Bapak merupakan sesosok ayah yang sangat sibuk. Sedari kecil, ia seringkali tidak bertemu ayahnya hingga berbulan-bulan. Apalagi BJ. Habibie pada saat itu mulai bekerja di Indonesia dan ditunjuk menjadi Meteri Riset dan Teknologi pada tahun 1978. Hal tersebut terjadi karena Ilham sebagai anaknya sudah lama tingga di Jerman, jadi dari tahun 1974 sering pulang-pergi Indonesia-Jerman. “Ketika bapak ditunjuk menjadi meteri saya tetap di Jerman, tidak ikut pindah ke Indoneisa. Dalam satu tauhn, saya bertemu bapak 2-3 kali kalau lagi liburan, selebihnya hanya lewat telepon.” Tuturnya dalam talkshow tersebut.

Karena kesibukkan BJ. Habibie pada saat itu, sang ibunda Ibu Ainun yang lebih banya berperan dalam keseharian anak-anaknya. Meski demikian, baik sang Ayah dan Ibu sama-sama kompak dalam memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Ilham bercerita bahwa Ibunya mendidik beliau untuk dapat mandiri, bertindak secara lebih matang dan bijak. Lalu Ayahnya memberikan prinsip-prinsip dasar dan berdiskusi. Karena pada dasarnya Ayahnya merupakan pakar pesawat terbang, dan Ilham juga secara khusus mengeluti bidang yang sama maka mereka banyak berdiskusi secara rinci mengenai teknologi, industry, desain, bisnis, dan tantangannya ke depan.

Dalam hal lain, beliau menceritkan bahwa jika kita mendengar kata Jerman maka orang akan langsung teringat kualitas pendidikannya yang terkemuka. Selain itu juga Jerman juga dikenal sebagai negara yang unggul dalam sains dan teknologi. Ilham Habibie menceritakan selama belajar di Jerman, beliau menilai sistem pendidikan Jerman dinilai penuh dedikasi. Di Jerman ada banyak universitas yang termasuk peringkat terbaik dunia yang didasarkan oleh berbagai aspek seperti konsep pembelajaran yang inovatif, fasilitas lengkap dan canggih, dan berbagai faktor pendukung lainnya.

“Kenapa Jerman menarik sebagai salah satu tempat kuliah, untuk belajar, kalau menurut saya memang seperti kita ketahui bersama orang Jerman punya etos kerja yang baik dan itu membuat mereka dikenal menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi, andal, benar-benar punya kinerja yang baik,” ujarnya. Beliau juga bercerita bahwa ia telah tinggal, berseklah, dan bekerja di Jerman sejak lahir hingga berusia 31 tahun. Dalam bidang engineering beliau menceritakan bahwa mereka melakukan dengan serius. Banyak sekali fasilitas lengkap di universitas-universtias di Jerman yang menyediakan fasilitas lengkap untuk pengembangan produk-produk yang berkualitas.

Selain itu yang lebih penting bukan hanya fasilitasnya, namun orang-orang dan budaya kerjanya disana yang membantuk dalam keunggulan mereka. Ilham dalam acara talksho tersebut mengingatkan bahwa budaya belajar yang dilakukan bangsa Indonesai bukan satu arah. Menurutnya, kita sebagai sebuah bangsa juga punya hal-hal yang orang-orang Jerman bisa belajar dari Indonesia.

Orang Jerman, terutama generasi saat ini, kata Ilham, umumnya berpikiran terbuka. “Mereka bukan sombong, merasa punya budaya terbaik, tidak. Mungkin zaman dulu seperti itu sebelum Perang Dunia II agak ekstrem, tapi sekarang sudah tidak lagi. Mereka sudah belajar dari kesalahan mereka di masa lampau sehingga yang saya lihat itu mereka sekarang melihat orang di luar negaranya setara,” ujarnya.

Jakarta, 21 Desember 2022

Justino Djogo

Leave a Reply

Close Menu